Nasehat harus objektif  

Posted by Pebisnis Sejati in ,

Anda tentu merasa senang jika ada seseorang atau kerabat dekat yang meminta nasihat pada Anda, terlebih lagi nasihat itu ternyata membawa efek positif pada orang yang meminta nasihat. Tapi sadarkah kita, bahwa ada banyak situasi yang di dalamnya tidak bijaksana jika kita memberikan nasihat?

Jika Anda seorang guru, sebaiknya Anda memberikan nasihat pada murid yang bertanya mengenai hal-hal yang akan dihadapi si murid dalam menghadapi ujian. Atau Anda berprofesi sebagai dokter, tentu Anda akan memberikan nasihat kepada pasien demi kesehatannya. Juga bila Anda seorang manajer yang mengetahui ada seseorang atau beberapa bawahan melakukan tindakan yang berdampak negatif, maka Anda bertanggung jawab untuk memberikan nasihat. Hal ini merupakan contoh dari banyaknya situasi di mana Anda sebaiknya memberikan nasihat.

Tapi kita sering menemui banyak situasi di mana sebaiknya kita tidak memberikan nasihat, karena justru nasihat itu tidak akan berdampak positif, apalagi jika yang meminta nasihat adalah “orang-orang dekat” kita. Karena ada tiga pandangan penting yang wajib kita sadari sebelum memberikan nasihat. Ketiga hal tersebut adalah:

Pertama, nasihat yang Anda berikan bisa jadi cocok dengan diri Anda, tetapi tidak untuk orang lain, sehingga orang lain boleh saja menolak, mungkin menerima tapi tidak akan dilaksanakan atau orang tersebut tidak mampu melaksanakan nasihat yang Anda berikan. Intinya orang tersebut akan merasa tidak enak, karena setelah berbicara dan meminta nasihat Anda, ternyata dia menolak nasihat Anda.

Kedua, nasihat Anda diterima dan dijalankan bahkan menuai sukses. Anda tentu merasa senang, tetapi hal ini juga berbahaya. Orang tersebut akan mempercayai dan menganggap Anda orang pintar atau bijak dan pantas dijadikan sebagai tempat mengonsultasikan segala masalah. Ini berarti Anda telah menghilangkan rasa percaya diri orang tersebut untuk membuat keputusan berdasarkan kemampuan diri sendiri. Di samping itu Anda juga akan kehilangan banyak waktu, karena di setiap saat banyak digunakan untuk meladeni orang tersebut.

Ketiga, nasihat Anda dijalankan namun menuai hasil negatif, mungkin hal ini akan membuat orang tersebut marah pada Anda. Lebih berbahaya lagi jika orang ini menyebarkan berita mengenai alasannya terpuruk gagal karena menjalankan nasihat yang Anda berikan.

Kenali batas kemampuan diri Anda
Sebaiknya kita sadar, bahwa orang yang meminta nasihat dikarenakan mereka memercayai kita. Jadi sudah sepatutnya kita mewaspadai, jangan sampai nasihat yang kita berikan akan berdampak buruk, terutama hilangnya kepercayaan dari orang yang meminta nasihat, di mana notabene adalah orang-orang yang dekat bahkan mungkin dia adalah sahabat kita.

Disarankan agar Anda segera meresponnya dengan menjelaskan apa yang baik, bukan baik bagi Anda. Mungkin Anda pernah menjumpai situasi di mana seseorang meminta nasihat Anda dengan mengatakan, “Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan? Jika Anda jadi saya, apa yang akan Anda lakukan?” Anda bisa menjawabnya, contoh:

“Menurut saya, yang terpenting lakukanlah apa yang baik bagimu, dan sekarang mungkin kamu punya beberapa alternatif solusinya?” Tetapi kalau dalam pemberian nasehat saya sarankan supaya objektif. Anda harus bisa memberikan nasehat. Sebab jika anda tidak bisa memberi nasehat gimana nanti anda memanage kerajaan bisnis Anda. Tetapi anda juga harus siap untuk dikritik.

Kalau kita sudah dapat menasehati orang lain, maka kita harus bisa dinasehati oleh orang lain juga. Take and give informasi gitu lho. Memang paling gampang untuk menasehati orang lain. Tapi untuk menasehati diri sendiri itu sulit. Ok...Wujudkan impian Anda jadi kenyataan.

This entry was posted on Thursday, March 27, 2008 at Thursday, March 27, 2008 and is filed under , . You can follow any responses to this entry through the comments feed .

0 comments

Post a Comment