How To Handle Annoying Colleague  

Posted by Pebisnis Sejati in

Dizaman sekarang ini sepertinya kantor sudah bisa disebut sebagai rumah kedua untuk semua karyawannya. Gimana enggak, kalau sehari kita bisa menghabiskan 9-12 jam dikantor. Tidak heran, masalah-masalah kecil yang terjadi dilingkungan kantor cendrung akan menjadi besar, apalagi yang berhubungan dengan rekan kerja. Dan biasanya masalah-masalah yang terjadi disebabkan oleh faktor behavior/sikap.

Apa saja sih sikap yang bisa mengganggu hubungan dengan rekan kerja?

1. Nge-gank
Ini adalah hal yang paling annoying disemua lingkungan kerja. Kalau Anda tidak termasuk dalam grup tertentu, maka akan ada perasaan tidak diterima, yang nantinya bisa membuat semangat kerja jadi berkurang. Dan masalah nge-gank ini tidak hanya membuat seseorang jadi terlihat tidak profesional, tapi juga bisa menyakiti perasaan orang lain yang sulit untuk diungkapkan. Bahkan yang terparah bisa sampai membuat orang frustrasi dan akhirnya memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya.

2. Rumpi
Yang paling membuat iritasi dalam lingkungan kerja adalah, sekumpulan perempuan yang suka ngerumpi tiada akhir. Ngomongin soal baju, kosmetik, perhiasan dan lain-lain. Bahkan tidak jarang barang-barang itu dijual oleh salah satu karyawan dikantor. Padahal sebenarnya itu adalah tindakan yang sangat tidak profesional. Kalo obrolannya masih seputaran hal-hal yang umum sih tidak masalah. Tapi kalau diantara karyawan sudah ada yang saling berbisik untuk membicarakan sesuatu, ini yang harus dihindari, karena bisa membuat karyawan lain merasa tidak nyaman, dan pastinya hal ini sangat-sangat tidak profesional.

3. Munafik
Suka bermanis-manis di depan seseorang tapi menusuk dari belakang adalah hal yang tidak pernah bisa diterima dilingkungan manapun. Apalagi dilingkungan kerja, ini akan membuat seseorang menjadi tidak dipercaya, yang akan memberi efek pada hubungan kerja dan juga produktivitas.

4. Rekan Kerja yang annoying
Hal lain yang juga bisa sangat mengganggu adalah lingkungan yang berisik, atau tetangga sebelah yang suka makan di meja kerjanya dan tidak jarang menjatuhkan makanan dilantai, atau tetangga yang suka menaruh file-filenya sembarangan, bahkan kadang-kadang sampai ke meja Anda. Setiap orang punya standard masing-masing untuk urusan kebersihan dan kerapihan, dan kalau standard itu tidak terpenuhi, bisa jadi membuat seseorang jadi kurang termotivasi untuk bekerja.

5. Berbicara Keras
Lingkungan kantor biasanya adalah lingkungan yang formal, jadi yang namanya etika juga harus dijaga. Berbicara dengan suara yang keras tentunya bisa membuat orang lain merasa terganggu. Yang paling menyebalkan dan biasanya sering dilakukan seseorang dikantor adalah, berbicara ditelfon dengan suara yang keras. Kesan yang ditimbulkan dari orang yang suka berbicara keras-keras dilingkungan kantor adalah, orang tersebut dicap tidak sopan dan kurang beretika. Jadi ada baiknya untuk sedikit merendahkan suara ketika berbicara ditelfon.

Nah, bagaimana cara mengatasi semua hal di atas? Sebagai seorang individu, ada beberapa hal yang bisa membantu kita menghindari hal-hal buruk yang disebabkan oleh rekan kerja :

1. Hindari hal yang bisa menjurus pada fitnah.
Tidak usah mulai membicarakan orang lain yang tidak masuk kerja misalnya. Simple rule yang satu ini benar-benar bermanfaat untuk menjaga lingkungan kerja yang sehat.

2. Perhatikan yang namanya feedback
Kalau tiba-tiba Anda merasa ada seorang rekan kerja yang tiba-tiba menjauh, coba cari tahu apakah ada satu hal yang pernah Anda lakukan padanya dan membuat dia kecewa atau marah. Kalau jawabannya adalah iya, maka Anda harus mencari tahu tentang perasaan dari si rekan kerja dan meminta maaf, ingat jangan bersikap defensive untuk yang satu ini. Karena kalau ia sudah bisa bersikap terbuka akan apa yang dirasakannya, akan semakin mudah untuk menyelesaikan masalah.

3. Hormati Sesama
Sejak kecil kita selalu diajarkan untuk bisa saling menghormati. Jadi hormatilah semua orang yang ada dikantor tanpa membedakan statusnya. Mulai dari bos sampai dengan office boy harus bisa mendapatkan penghormatan yang sama.

4. Jangan lupa formalitas
Biasanya, karena sudah terlalu akrab dengan rekan kerja, obrolan juga bisa lebih santai. Tapi bukan berarti jadi lupa dengan formalitas kantor. Bercanda berlebihan bisa membuat orang lain tersinggung dan akhirnya jadi merusak hubungan.

Jadi, mengakrabkan diri dengan rekan-rekan kerja memang sebuah keharusan agar pekerjaan juga bisa berjalan dengan baik. Tapi, jangan sampai melupakan etika-etika yang berlaku agar tidak terjadi kesalah pahaman yang bisa menjurus pada perselisihan.

Bos Genit  

Posted by Pebisnis Sejati in

Punya bos yang baik dan penuh perhatian pastinya menyenangkan. Hubungan yang tidak ada "Gap" juga bisa membuat urusan pekerjaan bisa diselesaikan dengan baik. Tapi bagaimana kalau kebaikannya sudah mulai berlebihan dan menjurus ke hal-hal yang tidak menyenangkan? Bagaimana cara mengatasinya?

Awalnya sih hanya sekedar menunjukkan perhatian-perhatian kecil, seperti menanyakan apakah kita sudah makan siang atau belum, menanyakan kesulitan yang dihadapi dalam pekerjaan, dsb. Tapi, lama-lama kok perhatiannya jadi mulai berlebihan ya? Menawarkan untuk mengantarkan pulang, padahal rumahnya dan rumah Anda tidak searah, sering mengajak makan siang bersama, sampai ke hal-hal yang membuat keadaan menjadi tidak nyaman. Seperti menarikkan kursi di ruang meeting, berbicara terlalu dekat ketika sedang memeriksa pekerjaan Anda, melakukan sentuhan fisik, sampai sering mencuri-curi kesempatan untuk merangkul. Duh, risih ya? Padahal, kalau mengingat statusnya yang sudah berkeluarga, sepertinya semua hal yang dilakukannya pada Anda adalah satu hal yang sangat tidak baik.

Apa yang harus Anda lakukan?

1. Profesional
Apapun yang dilakukan oleh si bos terhadap Anda, tetaplah bersikap profesional. Lakukan semua yang menjadi tugas Anda seperti biasa, dan sebisa mungkin tidak berada terlalu dekat dengannya.

2. Just say it!
Kalau Anda sudah merasa sangat terganggu dengan sikapnya, just say it! Katakan kalau Anda merasa tidak nyaman dengan sikapnya yang terlalu dekat. Sentuhan-sentuhan fisik yang dengan sengaja dilakukannya membuat Anda merasa tidak nyaman, karena hubungan Anda dengannya adalah hubungan yang profesional, tidak lebih. Yang perlu Anda ketahui adalah, semua sentuhan fisik yang terjadi tanpa persetujuan kedua belah pihak dan membuat keadaan yang tidak nyaman disalah satu pihak termasuk dalam sexual harassment. Jadi Anda berhak untuk mencegah agar hal ini tidak terjadi. Karena kalau Anda hanya diam, maka bukan tidak mungkin akan ada hal-hal yang lebih tidak menyenangkan lagi dimasa yang akan datang. Sentuhan fisik adalah hal yang tidak wajar terjadi di lingkungan kerja, apalagi dilakukan oleh orang yang memiliki kekuasaan. Jadi, jangan pernah takut untuk mengatakan ini.

3. Jangan pernah sendirian
Lakukan tindakan preventive sebelum semuanya terlanjur. Salah satunya adalah, jangan pernah membiarkan diri Anda berada seorang diri bersamanya. Karena keadaan itu akan membuat si bos merasa semakin leluasa untuk melakukan flirtation.

4. Alihkan perhatian
Kalau Anda merasa si bos mulai bersikap tidak wajar, alihkan perhatiannya. Tanyakan soal kabar istri dan anak-anaknya, dan ceritakan juga soal keadaan suami dan anak-anak Anda. Kalau Anda belum menikah, coba ceritakan soal rencana pernikahan Anda dan pasangan. Ini bisa membuatnya sadar akan statusnya dan merasa malu pada Anda atas sikapnya selama ini.

5. Professional help
Kalau semua hal diatas tidak berpengaruh terhadap sikap bos ke Anda, segeralah mencari pertolongan dari ahlinya. Laporkan semua sikapnya itu ke HRD manager, kalau perlu Anda menunjukkan bukti-bukti berupa video atau foto dari kejadian tidak menyenangkan yang pernah Anda alami bersama bos. Jangan takut laporan Anda akan membawa dampak buruk untuk kelanjutan karir Anda. Karena sudah menjadi hak seorang karyawan untuk bisa mendapatkan suasana yang nyaman dalam bekerja.

Cinta dengan teman sekantor  

Posted by Pebisnis Sejati in

Katanya sih cinta, tapi sikapnya kok, tak berbicara begitu? Jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan. Pertama, Anda perlu tahu dulu bahwa konsep cinta antara lelaki dan perempuan pada dasarnya memang berbeda.

Salah satunya yang menarik adalah bagaimana kedua mahluk ini memandang cinta. Memang, membahas dan mengartikan cinta sendiri bukanlah perkara yang mudah. Secara gramatikal, cinta bisa dikatakan sebagai sebuah perasaan yang sangat mendalam, mengandung gejolak emosi positif dan bersifat subyektif. Namun, penelitian yang bisa menjelaskan secara gamblang tentang cinta sampai sekarang belum ada.

Seorang penulis nonfiksi dan sains yang pernah mendapatkan Pulitzer Prize, Natalie Angier, mencoba mendefinisikan kata cinta dalam bukunya yang berjudul Women an Intimate Geography. Menurut Natalie, cinta adalah sebuah perasaan yang universal sehingga akan selalu ada sampai kapan pun manusia itu ada.

Sejak kecil kita, manusia, juga sudah diajarkan untuk mengenal cinta, walapun penerapannya berbeda setelah kita menginjak dewasa. Itulah sebabnya, mengapa pengertian cinta antara lelaki dan perempuan, pada akhirnya juga berubah dan berbeda. Nah, seperti apakah perbedaan cinta di mata lelaki dan perempuan?

Perempuan: cinta=perhatian
Lelaki: cinta=kepercayaan
Salah satu tanda cinta bagi perempuan adalah perhatian. Kita senang memberi sekaligus menerima perhatian. Sekecil apa pun perhatian yang diberikan pasangan, kita akan merasa istimewa dan dicintai. Misalnya, dikirimi SMS setiap hari, meski pesannya hanya uapan selamat pagi atau selamat tidur.

Sementara buat lelaki, yang menyamai arti perhatian adalah kepercayaan. Lelaki menganggap jika pasangan yang dicintainya memberikan kepercayaan penuh padanya, itu berarti sang kekasih meyakini bahwa ia telah melakukan yang terbaik bagi mereka berdua. Lelaki tak suka dibanjiri SMS. Apalagi jika pesannya berisi, "Kamu di mana?" Selain mengganggu, pesan ini seolah menunjukkan kita tak memercayainya.

Perempuan: butuh pengertian
Lelaki: butuh penerimaan

Selain perhatian, hal lain yang kita butuhkan dalam hubungan adalah rasa dimengerti. Kaum lelaki memang sulit memahami kita. Namun, mereka punya cara untuk mengatasinya. Banyak lelaki diberi kemampuan mendengarkan keluh kesah kita tanpa menghakimi. Ia juga dapat memeberikan empatinya. Sikap lelaki yang lebih mudah memahami ini bukan didapat dari mengetahui pikiran atau perasaan seorang perempuan. Ini karena lelaki selalu berusaha mengumpulkan makna-makna dari apa yang dia dengar dan dia lihat unutuk membenarkan apa yang disampaikan kekasihnya.

Sementara, perempuan yang kadang tidak berdaya mengubah kekasihnya akhirnya dengan penuh cinta menerima Si Dia apa adanya. Dan, inilah yang membuat lelaki merasa bahagia dan sangat dicintai.

Perempuan: ingin dihormati
Lelaki: ingin dihargai

Kita akan merasa dihormati bila lelaki menanggapi dengan mengakui dan mengutamakan hak-hak, harapan dan kebutuhan-kebutuhan kita. Jika tingkah laku Si Dia selalu mempertimbangkan pikiran-pikiran dan perasaan kita, pasti kita akan merasa senang dan dihormati. Betul, kan?

Sedangkan bagi lelaki, penghargaan atau dihargai merupakan reaksi alami terhadap perasaan didukung. Jika usahanya dihargai, lelaki akan tahu bahwa usahanya tidak sia-sia. Nah, hal ini bisa mendorong lelaki untuk bisa berbuat lebih banyak. Lelaki yang merasa dihargai secara otomatis lebih bersemangat dan terdorong untuk lebih menghormati pasangannya.

Perempuan: butuh kesetiaan
Lelaki: lebih butuh rasa kagum

Diakui atau tidak, ketika sedang jatuh cinta kita selalu ingin pasangan berada di sisi kita, kalau perlu 24 jam penuh (bodyguard saja pakai shift). Ini menandakan kita memang sangat menginginkan dan mengagungkan kesetiaan. Nah, kaum lelaki merasa bila si pasangan mengagumi dan menghormati hak-haknya, dengan ikhlas ia akan membaktikan diri dan menyanjung si pasangan.

Sebaliknya, jika perempuan diperlakukan sebagai sosok yang terpenting dalam kehidupan lelaki tercintanya, maka kita akan dengan mudah memberikan kekaguman pada pasangan. Segala sesuatu memang harus ada timbal baliknya, kan?

Perempuan: mengharap ketegasan
Lelaki: mengharap persetujuan

Setiap pasangan yang akan memulai hubungan, biasanya akan menunjukkan sikap persetujuan dan ketegasan. Sebagai contoh, kita selalu membutuhkan ungkapan rasa cinta dan sayang yang diutarakan lewat kata-kata. Kita membutuhkan kata "jadian" terucap dengan jelas, tegas dan langsung sebagai bukti keabsahan hubungan.

Sementara lelaki merasa dengan kata "mau", atau anggukan, atau ungkapan persetujuan lain dari kita sudah cukup menunjukkan bahwa kita bersedia menjalin hubungan bersamanya.

Nah, setelah lelaki menerima persetujuan yang dibutuhkan, dia akan jadi lebih mudah untuk menghargai perasaan kita. Sedangkan kita akan merasa lebih dicintai jika lelaki yang kita cintai memberikan pengasan secara berulang.

Anak Buah Lebih Pintar  

Posted by Pebisnis Sejati in

Anda tentu senang nonton acara kuis di televisi yang mengandalkan pengetahuan umum dan kepandaian peserta. Terlihat hebat sekah orang-orang itu. Tapi kalau yang begitu pandai adalah anak buah Anda? Lebih pintar dari Anda?

Santi mulai merasa tidak nyaman dengan kehadiran Tiara si anak baru. Selama satu tahun menjadi junior manager, baru kali ini omongannya dibantah oleh anak buah. Anak baru, pula! Selama ini Santi dikenal sebagai orang yang well-organized, cerdas, tegas. Dia anak kesayangan bos. Dan si anak kesayangan ini "K.O." tak bisa menjawab bantahan Tiara.

Menurut Santi, Tiara sok tahu. Kan dia belum lama ada di kantor itu. Semestinya dia banyak bertanya, bukan rajin membantah. Karena itu, Santi merasa perlu memberinya beberapa tugas yang sulit. Plus, memberi teguran lisan.

Sementara Tiara bingung bukan alang kepalang. Pertanyaan-pertanyaannya kerap dijawab dengan nada tinggi. Dia tidak mengerti di mana salahnya. Semakin dia ingin tahu, semakin dia justru tak mendapat jawaban. Hingga puncaknya, dia dipanggil dan diminta untuk berhenti membangkang.

Membangkang? Terlintaspun tidak di kepala Tiara untuk melakukannya. Tapi mengapa dia dituduh begitu? Sebulan setelah itu semua, Tiara mengundurkan diri.

Peristiwa di atas, dalam bentuk yang lain, mungkin pernah Anda alami. Bahwa si anak buah begitu pintar. Lebih tahu segala dengan analisis tajam. Dia lebih suka membantah dibanding bertanya. Anda merasa hidup begitu merepotkan semenjak kehadirannya. Benarkah apa yang Anda tangkap dan inginkan memang begitu faktanya?

Fakta 1:
Harus lebih pintar

Satu hal yang perlu Anda terima sebagai atasan adalah, bos tidak harus tahu dan bisa segala. Anda "hanya" perlu me-manage, memastikan pekerjaan selesai sesuai jadwal dan kualitas. Anak buah, pada bidang pekerjaannya, memang harus lebih pintar dari Anda. Dia harus bisa menyelesaikan masalah yang dihadapinya di lapang dan menyampaikan solusi itu pada Anda.

Jadi, kalau anak buah Anda lebih pintar dari Anda di lapangan, itu bagus. Berbahagialah. Justru banyaklah bertanya padanya. Karena di situ fungsi Anda, mengumpulkan informasi sebanyak mungkin untuk bekal mengambil keputusan. Sebab, kelengkapan informasi ada pada Anda.

Malah perlu kita underline, anak buah itu harus lebih pintar dari bos. Hidup bos akan lebih nyaman.

Fakta2:
Cenderung bicara cepat

Beberapa anak pintar punya kecenderungan bicara cepat. Berlomba-lomba antara apa yang berkelebat di kepalanya dengan daya mulutnya berucap. ltu membuatnya sering bertanya.

Dia akan menghubungkan antara apa yang dia lihat dan apa yang harus dilakukannya. Bila ada yang tidak sesuai, maka dia akan segera bertanya. Dia tidak bisa mengerjakan sesuatu yang menurutnya tidak jelas.

Bila Anda sebagai atasan kurang memberinya brief yang jelas, maka siap-siap saja tiap lima menit dia akan mengetuk ruangan Anda dan bertanya. lni jangan dianggap sebagal intimidasi atau anak sok tahu yang terlalu banyak tanya. Justru anak buah seperti ini akan melesat gila-gilaan begitu Anda beri brief yang rinci dan jelas.

Tambahkan pula harapan Anda terhadap pekerjaannya. Begitu dia tidak bertanya lagi, berarti dia mengerti. Begitu dia mengerti, siap-siap tersenyum melihat hasil kerjanya.

Fakta 3:
Tendensi tidak sabar

Sebagian anak buah pintar kadang tidak sabar. Dia bukan hanya tidak sabar pada sekelilingnya, juga pada dirinya sendiri. Kecepatan yang selama ini Anda anggap normal, buatnya bisa jadi terlalu lambat. Anda perlu segera menangkap tendensi tidak sabar ini. Orang seperti ini perlu lebih sering diajak bicara. Bahwa bersabar adalah salah satu cara mencapai tujuan.

Tipe ini akan senang diberi tugas tambahan. Begitu satu tugas selesai, segera evaluasi, dan berikan tugas baru.
Beberapa orang yang cepat punya kelemahan, mereka kurang concern pada detil. lni yang perlu Anda ingatkan berulang kali padanya.

Fakta 4:
Bisa "dimanfaatkan"

Hampir semua orang perlu pengakuan. Apalagi si cerdas. Apalagi kalau dia menyadari bahwa dirinya di atas rata-rata. Bahkan lebih pintar dari si bos. Anda.

Tidak ada salahnya kan orang butuh pengakuan? Kalau tidak segera diakui, dia akan melakukannya dengan cara-cara yang di luar kendali.

Dari awal, akui dan beri dia apresiasi. "Wah, kamu hebat sekali di bidang itu. Apa ide kamu kalau soal itu dikembangkan?" Lebih lanjut, ajak dia diskusi dan berpikir. lni akan membuatnya nyaman dan melupakan "rasa hebat"-nya. Setelah itu, percayalah, dia bisa dan akan rela Anda "manfaatkan".

Coba enam hal ini. Anda akan lebih nyaman.
1. Positif
2. Selalu melihat potensi anak buah
3. Bersabar
4. Menjadwalkan coaching dan conseling
5. Memberi contoh
6. Kredibel

Work Silent Killer  

Posted by Pebisnis Sejati in

Suka menunda pekerjaan sudah jadi penyakit umum di dunia kerja. Saking common-nya, banyak orang lantas menjadikannya pemakluman. Efek jangka pendeknya jelas: merepotkan. Bila tak segera disembuhkan, kebiasaan ini bisa jadi "penyakit mematikan".

Salah satu penelitian yang dilakukan Timothy Pychyl, Director of the Procrastination Research Group at Carleton University, Ottawa, menyebutkan, hampir 70 persen penduduk Amerika Utara memiliki problem suka menunda-nunda. Jadi, Anda tak perlu merasa sendirian.
Tapi, bukan berarti ini bisa jadi pembenaran. Dalam dunia kerja yang semakin kompetitif dan bergerak ceat, penundaan selalu berpotensi merugikan. Bukan cuma bagi perusahaan, tapi juga bagi si penunda. Pekerjaan menumpuk di belakang dan Anda pun lintang-pukang menyelesaikannya.

Akibat lebih lanjut, Si Penunda kehilangan banyak kesempatan, produktivitas menurun dan harus menanggung stres yang tidak perlu. Bila berlangsung terus-menerus, kebiasaan seperti ini bisa mengancam kelangsungan karier. Itu sebabnya, para pakar karier sering mengistilahkan penundaan sebagai "work silent killer". Diam-diam mematikan.

Mengakui kelemahan ini sudah merupakan pertanda bagus untuk menyembuhkan "penyakit" ini. Lalu, bagaimana cara mengatasinya? Sebagai langkah awal, para ahli psikologi perilaku menyarankan untuk mengetahui alasan di balik penundaan. Apakah Anda tergolong:
* Tipe perfektionist yang sulit melakukan sesuatu sampai segala sesuatunya sempurna.
* Tipe dreamer atau pemimpi yang selalu penuh dengan gagasan-gagasan besar tapi membenci hal-hal yang berurusan dengan detil.
* Tipe dreader, takut atau selalu khawatir pada tugas di tangan dan mencari berbagai cara untuk menghindarinya meski sekadar menunda.

Bila anda sudah mengetahuinya, Anda bisa membuat rencana untuk menyembuhkan penyakit suka menunda ini.

PERFECTIONIST
* Buat Prioritas
Tulis segala hal yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan dalam susunan berdasarkan tingkat kepentingan atau urgency-nya. Lebih baik menghabiskan waktu lebih banyak untuk menyelesaikan tugas yang Anda anggap lebih penting, baru kemudian menyelesaikan sisanya.

*Tentukan Deadline
Meski atasan tak memberi waktu yang ketat, buatlah tenggat waktu untuk diri sendiri dan paksalah diri untuk menaatinya. Bila sulit mendisiplinkan diri sendiri, mintalah teman atau mungkin atasan untuk menyiapkan "pecut" untuk memastikan bahwa Anda tetap berada di jalur yang benar.

* Alokasikan Waktu
Beri patokan waktu pengerjaan lebih banyak dari yang Anda pikir dibutuhkan. Dengan begitu, Anda punya kesempatan untuk melakukan check and recheck.

* Enough is Enough
Pertahankan standar kerja Anda yang tinggi itu, tapi sadari juga kapan Anda harus berhenti. Contohnya, jangan habiskan waktu Anda hanya untuk mengurusi hal yang sesungguhnya kurang penting, sementara hal yang lebih prinsip jadi terabaikan.

DREAMER
* Pecahkan Ide
Bentangkan visi besar Anda, lalu pecahkan menjadi bagian-bagian kecil yang lebih spesifik, jelas dan terukur.

* Terorganisasi
Mulailah dengan perencanaan yang matang. Siapkan bahan-bahan yang dibutuhkan sebelum memulai pekerjaan. Buatlah daftar pekerjaan yang realistis dan lakukan pengecekan tentang apa saja yang sudah Anda selesaikan.

*Hindari Gangguan
Batasi diri dari unsur-unsur yang berpotensi melemahkan semangat Anda dan membuat Anda kembali "mengawang-awang". Misalnya, terlalu banyak berdiskusi dengan orang lain, terlalu banyak informasi yang membuat Anda bingung memilih mana yang penting atau tidak. Atau mungkin terlalu banyak memikirkannya untuk membuatnya lebih baik dan lebih baik lagi.

* Wake up!
Berpikir dan berkhayal itu penting. Tapi Anda perlu ingat bahwa Anda perlu meralisasikannya. Begitu Anda berhenti memikirkannya dan mulai mengerjakan pekerjaan itu, Anda akan merasa lebih baik dan bisa menyempurnakannya ketimbang hanya mengerjakannya dalam pikiran.

DREADER
* Small Steps
Pecahkan proyek atau pekerjaan besar menjadi bagian-bagian lebih kecil yang sepertinya lebih sanggup Anda hadapi. Begitu Anda bisa mengatasi bagian yang kecil, bagian berikutnya yang lebih besar akan lebih mudah dikerjakan karena Anda sudah lebih percaya diri.

* Pilih Waktu
Mulailah pada saat kondisi Anda sedang bagus-bagusnya. Misalnya, pada pagi hari ketika baterai Anda masih full dan pikiran masih segar. Dengan mulai sesegera mungkin, Anda juga tidak memberi kesempatan kekhawatiran bersarang di pikiran.

* Target Jangka Pendek
Buatlah tujuan jangka pendek untuk tugas yang Anda hindari. Bila Anda bisa mengatasi 15 menit pertama, Anda akan sanggup menghadapi waktu yang lebih panjang.

* Rayakan keberhasilan
Berikan penghargaan pada diri sendiri usai menyelesaikan suatu tugas yang Anda "takuti". Misalnya, dengan sekadar makan malam enak, nonton film atau beli baju baru.

Di luar semua itu, cara terbaik mengatasi kebiasaan menunda-nunda adalah menggantinya dengan kebiasaan baru. Next time, bila Anda merasa "stuck", tanyalah ke diri sendiri 'Adakah hal -sesederhana apa pun- yang bisa saya mulai kerjakan?'. Bila Anda sudah sanggup mengerjakannya, Anda telah berhasil memutuskan rantai penundaan dan berada di jalur yang benar.

Cara Lain 'Mendongkrak' Gaji  

Posted by Pebisnis Sejati in ,

Jumlah rupiah yang ditransfer setiap bulan bukanlah satu-satunya nilai gaji yang Anda bawa pulang. Ada sejumlah kompensasi lain yang bisa Anda harapkan dari perusahaan. Bahkan, selain menjadi nilai plus, kompensasi lain ini bisa pula jadi 'senjata' untuk meningkatkan gaji Anda kelak.

Fasilitas bagi pegawai
Dalam formulir bagi calon pegawai, selain kolom untuk mencantumkan jumlah gaji yang diharapkan, biasanya ada pula kolom yang berisi fasilitas yang Anda ingin dapat.

Isilah kolom tersebut dengan tunjangan kesehatan, pensiun, pendidikan, dan sebagainya. Jika tidak mendapatkan fasilitas tersebut, Anda bisa meminta kompensasi tambahan gaji kepada perusahaan. Ini trik yang bisa digunakan saat bernegosiasi bila Anda telanjur mencantumkan nilai gaji yang kelewat rendah.

Status karyawan di perusahaan ternama
Ini juga bisa menjadi poin plus bagi Anda yang hendak 'melompat' ke perusahaan lain kelak. Meski nilai gaji terbilang minim, daftar pengalaman kerja Anda di dalam resume akan bertambah kaya setelah bekerja di sana. Ini tentu berperan mendongkrak gaji Anda nantinya.

Anda menyukai pekerjaannya
Ada untungnya memilih pekerjaan karena faktor idealisme, dan bukan lantaran mengharapkan penghasilan semata. Menurut Alexander Kjerulf, penulis buku Happy Hour is 9 to 5-How to Love Your Job, Love Your Life and Kick Butt at Work, kebahagiaan dalam bekerja bisa meng-upgrade gaji Anda berlipat-lipat dalam waktu singkat. Pasalnya, karyawan yang bahagia akan bekerja total demi kualitas terbaik. Di perusahaan mana pun, karyawan berprestasi berhak diganjar tambahan salary, bukan?

Berargumentasi Tanpa Emosi  

Posted by Pebisnis Sejati in ,

Saling serang dengan kata-kata untuk mengajukan alasan atau argumen masing-masing, acapkali membuat emosi tidak terkendali, sehingga potensial terjadi konfrontasi. Agar perdebatan tidak berkepanjangan, kuasai aturan dasar berargumentasi.

KONDISI FIT
Jangan pernah mendiskusikan masalah penting ketika Anda lelah. Pasalnya, ketika lelah, Anda akan menanggapi sesuatu dengan sikap yang terdistorsi. Jika lawan bicara lelah, tundalah diskusi tersebut sampai kondisinya membaik.

MAKSIMALKAN TELINGA
Biasanya dua orang yang sedang berdebat akan berlomba berbicara. Hal tersebut hanya akan menguras energi. Dengarkan argumentasi lawan bicara sampai tuntas. Kadang-kadang, seseorang sulit memilih kata yang tepat untuk menyatakan pendapatnya. Dengarkan dengan sabar kalimat demi kalimat yang dilontaran lawan bicara. Jangan cepat mengambil kesimpulan sebelum kalimatnya selesai.

BAHASA SIMPATIK
Gunakan kalimat bernada simpatik untuk mendebat pendapatnya. Jangan mulai dengan kalimat, "Anda salah karena...", akan terdengar enak di telinganya jika Anda memulai dengan kalimat, "Saya memahami cara berpikir Anda, namun apakah tidak sebaiknya..."

PERHATIKAN INTONASI
Aturlah nada suara agar tetap terdengar lembut. Apabila lawan bicara mulai jengkel, usahakan tetap tenang. Apabila lawan bicara meninggikan nada suaranya, jangan terpancing dan tenggelam dalam emosi yang berlebihan. Tetaplah proaktif dan bicaralah dengan tenang. Ini akan membuat nada suara lawan bicara Anda ikut merendah.
Apabila lawan bicara tidak dapat berbicara secara rasional, katakan bahwa Anda akan mendiskusikannya di lain waktu, dalam suasana yang lebih kondusif.

MEMAAFKAN DAN MELUPAKAN
Ketika perbedaan pendapat muncul, hindari mengungkit-ungkit kesalahan dia di masa lalu. Yang Anda hadapi adalah persoalan hari ini, bukan persoalan kemarin. Jangan menjadi orang yang suka mengorek kesalahan di masa lalu, tapi fokuslah pada mengatasi masalah yang terjadi saat ini.

JANGAN MELIBATKAN PRIBADI
Pandanglah masalah secara obyektif dan jangan melibatkan pribadi. "Apa maksud Anda? Kata-kata Anda melukai prasaan saya!" Komentar-komentar ini sering terdengar dalam situasi diskusi yang memanas. Ingat, hanya karena seseorang tidak menyukai pendapat Anda, bukan berarti dia tidak menyukai Anda. Anda dan pendapat Anda adalah dua hal yang berbeda.

SERTAKAN BUKTI
Lengkapi argumentasi Anda dengan bukti atau data yang akurat. Berdebat tanpa bukti atau data yang kuat hanya akan mempermalukan diri sendiri. Siapkan amunisi berupa data penunjang yang mendukung argumentasi, sebelum masuk ke ruang diskusi.

TERIMA KEKALAHAN
Jangan bersikukuh pada pendapat sendiri. Pandanglah suatu peristiwa dari berbagai sisi. Anda mungkin menganggap pendapat Anda benar. Tapi cobalah membuka diri. Jangan eogis. Introspeksi diri, barangkali memang ada yang kurang dari data atau informasi Anda.

MINTA MAAF
Meski yakin bahwa Anda benar dan orang lain salah, tidak ada salahnya meminta maaf jika perkataan Anda menyinggung hatinya. Permintaan maaf Anda akan menurunkan ego orang itu dan membuatnya tahu bahwa ia sangat berarti bagi Anda. Mungkin Anda tidak sependapat dengannya, tapi paling tidak Anda menghargainya.

BERKEPALA DINGIN
Seburuk apa pun ucapan lawan bicara, tanggapi dengan kepala dingin. Kunci utama memenangkan argumentasi adalah tetap tenang walau lawan bicara menyerang habis-habisan. Pikirkan hal-hal yang baik ketika perdebatan sudah memuncak. Wajah Anda akan terlihat selalu tenang. Dan ini akan membuat lawan bicara kalah wibawa.

SPORTIF
Ketika dalam suatu rapat pendapat Anda dikalahkan oleh suara terbanyak, terimalah dengan lapang dada. Anda boleh menganggap pendapat Anda benar, tapi ketika rapat sudah memutuskan, Anda harus menerima dan menjalankannya dengan baik. Hindari membawa perdebatan di dalam rapat ke luar ruangan.

7 Sebab Karier Mentok  

Posted by Pebisnis Sejati in ,

Anda tentu punya target dalam meniti karier. Untuk mencapainya, ayo singkirkan berbagai penyebab yang bisa menghambat laju karier Anda.

ONE MAN SHOW
Kebiasaan menyelesaikan pekerjaan sendirian kurang menguntungkan bagi kemajuan karier. Meski kemampuan Anda menonjol, tindakan mendominasi pekerjaan bisa merugikan diri sendiri dan rekan kerja. Akibatnya, kemajuan kerja tim bisa terhambat dan penilaian terhadap performa kerja Anda merosot drastis. Solusinya, sadari batas kemampuan Anda dan beri kesempatan kepada orang lain untuk menunjukkan hasil kerja mereka.

TIDAK PROFESIONAL
Setiap orang pasti punya masalah pribadi yang terkadang bisa mengacaukan suasana hati. Namun, kala berada di tempat kerja, Anda harus mampu bersikap profesional dan menarik batas tegas antara kehidupan kerja dan personal life. Jangan pula lari dari tanggungjawab dan tuntaskan jatah pekerjaan Anda. Jika memang perlu, ambillah cuti untuk menenangkan diri dan mintalah izin atasan untuk mengundur tenggat waktu penyelesaian tugas.

KURANG MOTIVASI
Ciri-cirinya, Anda dijuluki Miss Lelet karena hobi datang telat dan pulang lebih awal dari waktu yang ditentukan. Jika sedang ngantor pun, Anda tampak tidak bergairah dan gemar menunda pekerjaan. Alhasil, kala deadline sudah mepet, kelimpungan mengejar target dan menuntaskan pekerjaan dengan hasil sekadarnya. Kalau sudah begini, jangan heran bila penilaian atas kinerja Anda selalu berada di bawah rata-rata dan karier Anda mandeg. Belajarlah mencintai apa yang Anda lakukan. Jika memang pekerjaan ini tidak sesuai keinginan, tak ada salahnya Anda mengejar peluang kerja di tempat lain.

MENGELUH SANA-SINI
Di dunia ini memang tidak ada sesuatu yang sempurna. Jika merasa kurang cocok bergaul dengan rekan tertentu, simpan baik-baik opini Anda dan berusahalah bersikap profesional. Apabila merasa apresiasi perusahaan terhadap diri Anda kurang memadai, diskusikan hal itu dengan atasan. Jika merasa layak menerima kenaikan gaji atau promosi, perjuangkan hak Anda tersebut. Hindari kebiasaan berkeluh kesah karena hal itu sama saja dengan menebarkan "racun" yang bisa membuat suasana kerja tidak kondusif.

TIDAK MEMBINA HUBUNGAN BAIK
Meski ingin memisahkan kehidupan pribadi dan pekerjaan, membangun "benteng" di tempat kerja adalah kebiasaan yang merugikan. Hubungan baik dengan rekan kerja perlu dibina untuk memudahkan sepak terjang Anda dalam bekerja, serta meningkatkan nilai di mata perusahaan. Bergaul dengan sesama karyawan juga bisa melancarkan masuknya informasi yang penting bagi kemajuan karier Anda.

MISSING IN ACTION
Setiap orang memang sesekali membutuhkan break dari rutinitas kerja. Selama tugas beres, sejenak "menghilang" dari meja kerja bukanlah tindak kriminal. Sesekali menambah jatah makan siang atau telat ngantor dengan alasan jelas mungkin masih terbilang masuk akal di mata atasan. Lain soal bila Anda menjadikan kegiatan bolos sebagai hobi atau ritual bulanan.

TIDAK UPDATE
Selalu berkutat di belakang meja dan tidak keep in touch dengan yang terjadi di sekeliling malah membuat Anda ketinggalan informasi terkini, yang seringkali berpengaruh pada pekerjaan. Rajin membaca koran dan media lain yang memuat infomasi berguna amat besar perannya dalam meningkatkan kualitas diri Anda. Perkaya pula diri Anda dengan informasi yang datangnya dari lingkup dunia pergaulan.

Hindari batuk selama wawancara  

Posted by Pebisnis Sejati in ,

Batuk memang sangat mengganggu, terutama bagi Anda yang sedang melakukan aktivitas. Bahkan dimalam hari pun Anda tidak bisa tidur dengan nyenyak. berikut ini tips yang dapat Anda lakukan untuk mengontrol batuk Anda :

Hirup uap hangat dari baskom ataupun wastafel yang berisi air hangat. Kelembaban udara akan meredakan jalan udara dan mengurangi hidung yang mampet dan lendir di tenggorokan dan paru-paru Anda. Beberapa tetes minyak eucalyptus akan membantu.
  1. Angkat kepala Anda dari tempat tidur. Hal ini akan membuat sinus dan bunyi sengau menjadi berkurang dan tidak membuat rasa gatal di tenggorokan Anda.
  2. Berhenti merokok. perokok pasif atau hal yang bersangkutan, seperti bahan kimianya bisa menjadi penyebab batuk. Pembersih rumah tangga, karpet baru, bahkan kasur baru merupakan contoh pemberi kontribusi penyebab melalui bahan kimia.
  3. Minum setidaknya 8 gelas air. Hal ini sangat penting jika batuk Anda menyebabkan rasa sakit. Air merupakan expectoran yang baik yang dapat Anda gunakan untuk mengurangi lendir dan mengurangi batuk.
  4. Gunakanlah expectorant alami yang menyembuhkan. Jangan gunakan expectorant yang hanya meredakan gejala sesaat.
  5. Cobalah makan makanan yang pedas, seperti makanan yang mengandung cabai, banyak lada dan bumbu pedas lainnya. Rasa pedas akan dapat mengurangi lendir.
  6. Selama udara dingin, jika ruangan Anda kering, gunakanlah humidifier dan alat uap (vaporizer) pada malam hari. Hal ini akan membuat cairan lebih sedikit. Patikan Anda membersihkan vaporizer, karena dalam keadaan kotor dapat menjadi sarang bakteri.
  7. Minum teh hangat untuk membuang lendir dan membuka serta melembabkan saluran udara.
  8. Jika Anda mengalami batuk kering, permen pelega batuk atau tenggorokan dapat membantu melegakan rasa gatal dan akan melembabkan tenggorokan.
  9. Hindari makanan yang dapat membuat produksi lendir bertambah, seperti daging dan goreng-gorengan.
  10. Tempelkan botol yang di isi air hangat pada tenggorokan dan dada Anda, sehingga Anda merasa nyaman.

purba subscriptions in Google Reader  

Posted by Pebisnis Sejati

Kelapa sawit >>>> purba subscriptions in Google Reader

Fear Factors  

Posted by Pebisnis Sejati in

Takut itu biasa. Itu pertanda bahwa Anda still alive. Tapi jangan biarkan rasa takut membelenggu, bahkan merusak kenikmatan bekerja. Cermati gejalanya dan usir mereka jauh-jauh dari kehidupan Anda!

1. Takut Memimpin Proyek
Anda diserahi suatu proyek, tapi menolak karena tidak berani ambil risiko. Akibatnya, Anda tidak berani mencoba, tidak berani menggunakan kreativitas dan memunculkan ide-ide inovatif yang selama ini jadi kekuatan Anda.
How to Deal:
Coba identifikasi, apakah ketakukan Anda masuk akal? Anda bisa mulai dengan membuat team work hebat, perencanaan matang untuk mengantisipasi kegagalan.

2. Takut Dapat Promosi
Ketika mendapat promosi, bukannya senang, Anda malah gentar, merasa belum punya pengalaman dan tidak siap. Apalagi, Anda harus membawahi rekan-rekan lebih senior.
How to Deal:
Rasa takut bisa muncul karena kurang pengetahuan dan ketrampilan. Anda perlu mencari tahu kualifikasi yang dibutuhkan jabatan baru itu. Berkonsultasilah pada atasan dan lakukan pedekatan pada senior. Tanyakan apa harapannya pada Anda, sehingga Anda bisa menyusun strategi dan kekuatan untuk mulai.

3. Takut Perubahan
Karena satu dan lain hal, terjadi perubahan manajemen secara besar-besaran di perusahaan, misal merger, atau penggantian manajemen. Anda ketar-ketir, jangan-jangan perubahan yang terjadi berdampak buruk.
How to Deal:
Jangan buru-buru takut menghadapi perubahan. Apalagi sampai menyebar rumor-rumor yang bikin chaos. Pada bulan-bulan awal, mungkin Anda masih "jet lag", terkaget-kaget dengan perubahan. Tapi dalam tiga bulan, biasanya Anda akan mulai terbiasa.

4. Takut Bicara
Atasan cepat naik darah atau sering tidak menghargai pendapat anak buah, Anda jadi takut bicara, memilih diam dan main aman.
How to Deal:
Jangan menyalahkan atasan bila ide Anda seringkali tidak digubris. Mungkin cara penyampaiannya yang kurang menjual. Ungkapkan ide secara tenang, jelas, didukung fakta-fakta. Atau, manfaatkan pihak ketiga atau orang yang "dianggap" aman.

5. Takut Dimarahi Atasan
Anda melakukan kesalahan atau menghadapi masalah, tapi Anda tak berani "mengaku dosa". Dengan berbagai cara mencoba menghilangkan jejak, misalnya menghapus data, berbohong, ata mengarang laporan hanya untuk menyenangkan atasan.
How to Deal:
Bila bos tahu Anda curang, dia akan lebih marah ketimbang tahu bahwa Anda hanya melakukan kesalahan. Anda hanya perlu mencari kesempatan yang pas untuk mengaku. Risiko terburuk, paling Anda kena semprot. Siapkan earplug saja.

6. Takut Salah
Saat ingin menyerahkan hasil kerja, Anda kerap deg-degan takut salah. Pasalnya, kalau sering bolak-balik direvisi, kinerja Anda bakal dianggap buruk oleh atasan.
How to Deal:
Rasa takut ini bisa jadi pemicu untuk bekerja lebih baik dan teliti. Sebelum menyerahkan tugas, pastikan tidak ada kesalahan yang Anda buat. Periksa kembali, dua sampai tiga kali. Tanyakan kembali pada si pemberi tugas, apakah yang Anda kerjakan sudah sesuai atau belum. Bisa meminta bantuan rekan untuk mengoreksi.

7. Takut Ditaksir Atasan
Sebagai orang yang sering berhubungan dengan atasan, wajar kalau Anda was-was beliau melirik Anda. Apalagi, wajah dan penampilan Anda patut dapat poin 8. Kalau Anda sreg sih, tak jadi soal. Nah, kalau enggak?
How to Deal:
Berpenampilan dan bersikaplah jauh dari seleranya, sehingga ia tidak menoleh pada Anda. Jangan terpancing pembicaraan menyerempet bahaya. Alihkan pembicaraan bila dia mulai mengusik urusan pribadi, misal bertanya soal pacar. Bila si atasan sudah mulai berkeluh kesah tentang hubungannya dengan pasangan, langsung cut saja. Perlihatkan dengan sikap jelas bahwa Anda tidak tertarik dengan urusan pribadinya.

8. Takut Jadi Anak Emas
Belakangan ini, atasan sering menyuruh Anda menangani uruan-urusan penting. Di depan rekan-rekan lain, atasan rajin memuji Anda. Keadaan ini membuat Anda tidak nyaman. Belum apa-apa banyak rekan iri.
How to Deal:
Tunjukkan bahwa Anda memang bisa diandalkan. Kerja Anda tidak sekadar asal kelar. Jangan menjaga jarak dengan rekan-rekan yang lain. Kalau bisa, jadilah penengah antara rekan kantor dengan atasan, sehingga Anda menjadi anak emas yang disukai atasan dan teman-teman.

9. Takut Terbelenggu Kenyamanan
Anda sudah menguasai pekerjaan, punya penghasilan lumayan, rekan kerja yang asyik, dan Anda mulai betah dengan keadaan seperti ini. Tapi, begitu melihat rekan-rekan lain end up di sana padahal mereka bisa melakukan lebih, Anda tersadar, "Oh no, saya tidak mau seperti mereka."
How to Deal:
Jangan terlena keadaan yang membiuskan. Carilah sesuatu yang membuat Anda merasa tertantang. Minta dipindahkan ke divisi lain, diikutkan dalam proyek-proyek baru bisa membuat Anda terus terjaga dan merasa bersemangat.

10. Takut Pekerjaan Tidak Selesai
Atasan Anda termasuk saklek soal deadline. Makanya, setiap dia memberi batas deadline, hati Anda kebat-kebit, takut tidak bisa tepat waktu.
How to Deal:
Atur manajemen waktu Anda dengan baik, mulai dari tahap perencanaan, pengerjaan hingga penyelesaian. Beri deadline untuk diri sendiri, dua hari sebelum batas yang ditentukan. Ini untuk antisipasi jika terjadi seuatu di tengah jalan, Anda masih bisa selesai sesuai target. Kerahkan segenap networking guna memuluskan tugas Anda.

11. Takut Gaji Diketahui Teman
Berdasarkan kasak-kusuk, Anda tahu gaji Anda lebih besar dari mereka. Setiap teman-teman berbicara soal gaji, Anda takut mereka mengetahui secara persis gaji Anda. Bila ini terjadi, suasana kerja bisa kacau.
How to Deal:
Menghindarlah bila pembicaraan sudah mulai mengarah pada gaji. Kalaupun ditanya, jawab saja, "Enggak beda jauh dari kamu." Hindari pergi ke ATM bersama teman kantor yang selalu curious. Bila menerima struk gaji, segera simpan rapi di laci yang terkunci.

12. Takut Ketahuan Side Job
Selama ini, tanpa sepengetahuan orang kantor, Anda side job. Akibatnya, Anda seringkali main kucing-kucingan dengan mereka. Bila sampai ketahuan atasan, habislah karier Anda.
How to Deal:
Sebaiknya berterus terang pada atasan. Kalaupun tidak, buat batasan jelas antara pekerjaan kantor dan side job. Hindari mengerjakan side job di kantor, pada jam kantor, dan memanfaatkan fasilitas kantor. Sering-sering traktir teman, biar mereka tidak usil pada Anda.

13. Takut Dipecat
Perampingan mulai terjadi di mana-mana, termasuk di perusahaan Anda. Keadaan ini membuat Anda tidak nyaman, jangan-jangan Anda korban berikutnya.
How to Deal:
Tunjukkan performa di atas rata-rata sehingga Anda punya bargaining tinggi di mata manajemen. Sedia payung sebelum hujan. Buatlah rencana A, B, dan C sebagai antisipasi.

Posisi Sama, Gaji Kok Beda?  

Posted by Pebisnis Sejati in

Sama-sama supervisor, namun gaji yang Anda bawa pulang berbeda dengan rekan kerja satu level. Mengapa bisa begitu?

BACKGROUND PENDIDIKAN
Ketika melamar untuk suatu posisi pekerjaan, tentu ada persyaratan jenjang pendidikan. Makin tinggi status pendidikan, kian tinggi pula nilai Anda di mata perusahaan. Bukan hanya itu, tempat di mana Anda menuntut ilmu juga kadang menjadi pertimbangan untuk menentukan kualifikasi karyawan. Ada perusahaan yang memberikan apresiasi lebih kepada mereka yang lulusan universitas luar negeri atau universitas dalam negeri favorit. Pertimbangannya adalah kualitas pendidikan yang diperoleh karyawan ketika menempuh kuliah.

PENGALAMAN KERJA
Karyawan yang masih terbilang "hijau" tentunya memiliki standar kemampuan berbeda dibandingkan rekan kerja yang lebih dulu berkecimpung di dunia kerja. Hal ini dianggap menguntungkan oleh perusahaan. Salah satu sebabnya, perusahaan tak perlu lagi repot-repot menyediakan basic training kepada karyawan yang berpengalaman. Beda dengan fresh graduate yang masih perlu bimbingan di sana-sini.

KUALITAS PEKERJAAN
Anda sudah sukses memenuhi target yang ditetapkan, namun apresiasi yang diberikan perusahaan tidak sebanding dengan yang diperoleh rekan kerja? Eit, jangan kesal dulu. Sebab, keberhasilan memenuhi target hanya menunjukkan bahwa prestasi kerja Anda berada pada level average atau rata-rata. Untuk mendapatkan poin tertinggi dalam range gaji, Anda mesti menunjukkan performa outstanding alias melampaui rata-rata. Besar kemungkinan, rekan kerja Anda mampu memberikan 'nilai plus' dalam setiap tugasnya. Misal, jika Anda sekadar memenuhi target penjualan, maka ia mampu menjual sampai dua kali lipat dari target.

KONEKSI
Networking atau jejaring yang tepat tentunya berguna dalam mendukung pekerjaan Anda sehari-hari. Sebagai contoh, mempermudah pencarian informasi, menggali isu yang sedang 'hot', dan kadang juga berguna untuk memangkas proses birokrasi yang rumit. Selain itu, bukan hanya menguntungkan bagi satu pihak, biasanya koneksi yang dimiliki salah seorang karyawan juga dapat dimanfaatkan oleh rekan kerja lainnya. Kalau sudah begini, maka perusahaan diuntungkan karena performa kerja pegawai jadi meningkat secara bersamaan.

PERSONALITY
Oke, dunia kerja yang menuntut profesionalitas memang bukan sebuah ajang kontes kecantikan ataupun perlombaan "mencari muka". Namun, keluwesan Anda membawa diri di antara rekan kerja berperan pnting dalam membina keharmonisan hubungan antar karyawan. Lebih lanjut, kepribadian yang matang serta emosi yang terkelola dengan baik akan memudahkan Anda bekerja sama dalam sebuah tim. Bukan tidak mungkin, Anda juga mampu menginspirasi dan memotivasi rekan kerja lain untuk menunjukkan prestasi setinggi mungkin.

10 Hal Terburuk Saat Rapat  

Posted by Pebisnis Sejati in

Siapa yang tidak kesal melihat si mulut besar atau si tukang ngeyel mengatakan sesuatu yang melenceng dari topik rapat, atau melihat rekan sekerja yang lemah yang dijatuhkan di depan peserta rapat lainnya oleh si tukang gertak?

Apa pun yang ada di dalam pikiran Anda, jangan pernah berpikir bahwa rapat tidaklah penting. Kenyataannya, rapat dapat memajukan ataupun menghancurkan karier Anda. Berikut, 10 hal yang sebaiknya tidak dilakukan saat menghadiri rapat.

1. Datang terlambat
Tiba di tempat rapat beberapa menit lebih awal tidak saja memperlihatkan bahwa Anda menghargai waktu rekan sekerja, tetapi Anda pun dijamin akan mendapatkan tempat duduk yang enak.

2. Tidak siap
Bila agenda rapat telah diberikan beberapa waktu sebelum hari yang ditentukan, sebaiknya baca dengan teliti isi agenda rapat. Pikirkan pertanyaan-pertanyaan yang perlu diajukan atau pikirkan apa yang dapat Anda kontribusikan sesuai dengan topik rapat.

3. Memonopoli pembicaraan
Bila sedang ada diskusi, sudah menjadi etika untuk mendahulukan para senior mengemukakan pendapat mereka terlebih dahulu. Begitu mereka selesai dengan topik yang mereka sampaikan, Anda dapat menyampaikan hal-hal yang perlu disampaikan. Tapi ingat, lakukan secara ringkas! Jangan bertele-tele atau merasa terpaksa untuk berbicara. Lebih baik dianggap bodoh daripada berbicara tetapi ragu-ragu.

4. Memberi pernyataan seperti pertanyaan
Menyampaikan pernyataan seperti pertanyaan mengundang orang lain untuk mengatakan tidak, berdebat atau mengambil keuntungan dari pernyataan Anda. Sampaikanlah dengan kalimat yang jelas.

5. Tidak dapat membaca situasi
Coba untuk mengukur kebutuhan dan situasi di dalam ruangan rapat. Dengar dan perhatikan baik-baik apa yang disampaikan oleh rekan sekerja lainnya untuk melihat seberapa reseptifnya mereka terhadap pendapat Anda. Anda harus menyampaikan pesan yang relevan.

6. Diintimidasi
Sayangnya, ada saja rekan sekerja yang memanfaatkan rapat sebagai arena perdebatan, dan mereka sendiri sebagai gladiator lisan berusaha mencari muka dari atasan. Bila Anda yang menjadi korban, bela diri secara tenang atau bisa membalasnya dengan mengatakan, "Sejak kapan Anda berpikir saya tidak peduli dengan hasil penjualan perusahaan?"

7. Permen Karet
Mengunyah atau mengemut permet karet sampai mengeluarkan suara, sangat mengganggu suasana rapat, selain tidak sopan dan tidak profesional.

8. Telepon genggam on
Matikan atau kecilkan volume telepon genggam pada saat rapat. Dering telepon mengganggu pembicara rapat dan peserta rapat. Jangan pernah menelepon di tengah-tengah rapat.

9. Menyimpang dari topik
Jangan membajak agenda. Tetap pusatkan perhatian pada topik rapat. Bila harus menyimpang dari topik rapat, pastikan peserta rapat yang lain tidak keberatan. Cara terbaik untuk membahas masalah penting yang tidak berhubungan dengan topik rapat saat itu adalah dengan mencatatnya untuk dibahas pada saat yang tepat.

10. Mangkir rapat
Tentu saja ada banyak pekerjaan yang membuat Anda tidak dapat ikut rapat. Namun, bila rapat dipimpin oleh salah seorang pimpinan perusahaan, berarti Anda kehilangan kesempatan agar diri Anda dikenal. Ingat, pada akhirnya rapat bukanlah mengenai produktivitas, tetapi lebih kepada membangun gambaran positif dan membentuk hubungan yang sangat penting bagi keberhasilan Anda.

Pekerjaan Menghancurkan Kehidupan?  

Posted by Pebisnis Sejati in

Mengurus anak, merawat orangtua, melakukan pekerjaan di kantor, serta mengurus urusan rumahtangga adalah kegiatan rutin Anda sehari-hari. Tapi, bagaimana dengan diri Anda sendiri? Punyakah waktu luang sedikit saja? Yuk, cari tahu apakah sudah waktunya Anda memerlukan penyegaran.

Evaluasi keadaan kehidupan Anda melalui serangkaian pertanyaan berikut.

Betul atau Salah:
Betul = 1 dan Salah = o
1. Saya mempunyai waktu yang lebih dari cukup untuk melakukan apa saja yang ingin saya lakukan.

2. Saya mengikuti diet kesehatan yang membantu saya merasa bertenaga.

3. Setiap hari saya merasa gembira.

4. Di dalam kehidupan, baik di rumah maupun di kantor, tidak ada orang yang menekan saya.

5. Saya mencintai rumah saya (lokasinya, isinya, auranya, dan gayanya).

6. Saya tidak mempunyai masalah, baik di rumah ataupun di kantor.

7. Saya menjalani kehidupan untuk mengejar apa yang saya inginkan, bukan untuk menjalani sesuatu yang harus saya lakukan.

8. Saya puas dengan pekerjaan dan pekerjaan saya bermanfaat bagi saya.

9. Paling tidak, setahun sekali saya mengambil cuti selama dua minggu.

10. Di akhir minggu saya tidak bekerja.

11. Kuantitas jam tidur saya cukup banyak.

12. Saya mempunyai kualitas waktu yang banyak dengan anak-anak dan/atau dengan orang-orang yang berarti bagi saya.

13. Paling tidak, saya melakukan satu hobi saya di luar kegiatan pekerjaan dan urusan keluarga.

14. Saya makan makanan yang membuat saya merasa bertenaga. Saya tidak mengonsumi makanan yang tidak sehat.

15. Saya mempunyai waktu paling tidak 15 menit dalam sehari untuk diri sendiri.

16. Saya mempunyai teman-teman yang menyenangkan dan menikmati kebersamaan dengan mereka.

17. Saya tidak mempunyai beban atau perilaku ketergantungan.

Bila nilai Anda paling tidak 9, Anda mungkin menjalani kehidupan yang seimbang. Bersyukurlah! Namun, bila nilai Anda 8 atau kurang, gaya hidup Anda mungkin memerlukan penyegaran dan penataan ulang. Segera ambil cuti dua hari. Lakukan relaksasi. Tanyakan diri sendiri dan jawab dengan jujur, apa yang Anda benci, apa yang dapat Anda tolerir, atau apa yang membuat Anda marah.

Setelah itu, buat daftar dan mulai lakukan yang terbaik untuk segera memperbaikinya. Mengembalikan keseimbangan dalam kehidupan Anda sangat penting. Tanpa perubahan, semuanya akan memburuk dan dapat membawa pada gangguan depresi, gelisah, dan kelelahan yang sangat.

Rahasia Sukses Komunikasi dan Presentasi  

Posted by Pebisnis Sejati in

Keterampilan berkomunikasi tidak memerlukan tingkat pendidikan. Yang diperlukan adalah kepekaan, sedikit latihan, dan pemahaman yang lebih baik atas peran komunikasi yang dimainkan, dalam segala hal. Di bawah ini resep-resep yang sebaiknya Anda perhatikan dan praktikkan.

* Mendengar
Keterampilan mendengar merupakan aspek yang paling diabaikan dari seni berkomunikasi yang baik. Kesalahpahaman yang terjadi lebih sering disebabkan oleh cara mendengar yang kurang baik, bukan karena salah penyampaian.

* Pendengar yang baik
Tahan keinginan Anda untuk berbicara pada saat lawan bicara sedang berbicara. Sebaiknya, dengar secara aktif dan penuh perhatian, dengan telinga, mata, pikiran, serta tubuh. Beri anggukan sebagai tanda bahwa Anda setuju. Bila tidak, kerutkan kening untuk memperlihatkan bahwa Anda kurang yakin. Lawan bicara memerlukan isyarat-isyarat ini. Bila Anda sungguh-sungguh mendengar dan mengerti, ulangi dengan kata-kata dan kalimat Anda sendiri. Hal ini memperlihatkan adanya interaksi di antara kedua belah pihak.

* Kalimat pendek dan jelas
Selalulah bicara akurat, singkat, dan jelas. Percayalah, orang menghargai kalimat yang pendek, dan justru sering bingung dengan kalimat yang panjang dan kompleks. Jadi, ringkaslah kalimat Anda.

* Anda termasuk "tidak aktif"?
Seringkali kita menjadi pasif karena malu akan kemampuan bahasa asing yang pas-pasan. Atau, ada orang-orang yang merasa tidak nyaman untuk berbicara keras, sehingga akhirnya peserta rapat yang lainlah yang memonopoli rapat. Untuk mengatasinya, cobalah berlatih/mengulang persiapan segala sesuatunya untuk rapat keesokan harinya, seperti memeriksa agenda, menenangkan diri, dan melatih sekali lagi bahan yang akan disampaikan.

* Diperlukan dua pihak
Perhatikan bagaimana cara Anda menghadapi situasi-situasi yang terjadi di luar perkiraan. Bila memiliki atasan yang selalu mendengar tetapi tidak pernah mengajukan pertanyaan, Anda dapat mengantisipasi pertanyaan-pertanyaan yang perlu ditanyakan atau cukup dengan menyediakan jawaban yang seolah-olah ditanyakan. Sebaiknya, sebelum menghadiri suatu rapat, siapkan diri dengan daftar pertanyaan sehubungan dengan tugas Anda. Hal ini memperlihatkan pandangan dan perhatian Anda hingga ke hal-hal yang lebih rinci dan menguntungkan kedua belah pihak.

* Tulis sambutan/presentasi
Biarkan e-mail, laporan mingguan, dan catatan lainnya memperkuat pikiran Anda yang jernih dan kemampuan mengungkapkan ide-ide penting. Pastikan tulisan Anda mudah dibaca. Gunakan spasi, buat urutan nomor pembicaraan yang akan Anda sampaikan agar lebih efektif. Judul, subjudul, dan daftar yang serupa untuk lebih meyakinkan. Tulis di atas secarik kertas, mudah terbaca, tinjau kembali, dan sampaikan dengan ringkas serta jelas.

* Ucapkan dengan lantang
Bila perlu, Anda dapat mengikuti kursus berpidato untuk memperbaiki keterampilan berkomunikasi lisan. Dengan keterampilan baru dan latihan-latihan, perlahan-lahan akan terbentuk rasa percaya diri sehingga Anda senantiasa berhasil di dalam rapat, saat menyampaikan laporan atau melakukan presentasi.

Yes, I Can!  

Posted by Pebisnis Sejati in

Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Itu kalau Anda mau percaya. Pasalnya begitu banyak orang sudah membuktikannya.

Pernah dengar nama Tony Christiansen? Tony adalah contoh sempurna bagaimana seseorang bisa mengejar impiannya. Lelaki asal Selandia Baru ini kehilangan kedua kakinya pada usia 9 tahun. Untuk ukuran orang biasa, pilihan hidupnya mungkin menjadi begitu terbatas. Tapi dia berhasil mementahkan semuanya dan menjadi seorang surflifeguard, juara renang, juara balap motor, pilot bersertifikasi, atlet TaekWon-Do bahkan mendaki gunung Kilimanjaro!

Untuk membuktikan diri, Anda tak perlu mendaki Kilimanjaro (kecuali Anda memang memimpikannya :) Tapi apa yang dilakukan Tony menjadi contoh nyata bahwa Can-Do Attitude bukanlah isapan jempol belaka. Sikap ini kini menjadi tuntutan di segala bidang. Apalagi di zaman serbasusah sekarang ini. Dalam dunia binis Indonesia misalnya, prinsip Can-Do Attitude sering diterjemahkan menjadi alamogada alias apa lo mau gue ada.

Di dunia kerja, Can-Do Attitude kini menjadi tolok ukur baru dalam menjaring karyawan. Mereka yang memiliki sikap ini dinilai lebih ketimbang mereka yang hanya bermodalkan skill. Bahkan sebuah survey yang dilakukan pada para manajer perusahaan menunjukkan, bahwa orang yang paling diinginkan dalam sebuah tim, pilihannya bukan si cerdas atau si hebat. Tapi orang-orang dengan tipe kepribadian Can-Do Attitude. Orang seperti ini biasanya enerjik, mampu berpikir kritis, suka belajar dan penuh inisiatif. Orang seperti ini dipercaya bisa membuat perbedaan dan membangun suasana karena menyebarkan energi positif pada lingkungannya.

Secara detil, situs Hyperstress.com memberikan 12 ciri yang biasa dijumpai pada mereka yang memiliki sikap Can-Do Attitude, yaitu:

1. Berpikir 'how' ketimbang 'if'. Bila dihadapkan pada suatu masalah, mereka akan berusaha mencari pemecahannya. Bukan sibuk dengan pikiran-pikiran seperti: what if...

2. Berpikir 'when' ketimbang 'maybe'. Alih-alih berkata 'mungkin saya akan melakukannya nanti...', mereka akan berkata 'saya akan mulai mencobanya minggu depan'.

3. Memikirkan segala kemungkinan dan mencoba mewujudkannya.

4. Tidak sekadar berpikir 'bisa', tapi bisa melakukannya dengan baik dan tepat.

5. Mengetahui bahwa untuk mencapai impian perlu usaha lebih pintar, bukan lebih keras.

6. Percaya pada diri sendiri, percaya pada orang lain dan percaya pada masa depan.

7. Tahu kapan bekerja, kapan berisitrahat. Kapan harus melakukan sesuatu sendiri, kapan harus meminta pertolongan orang lain.

8. Melihat perubahan sebagai tantangan dan peluang.

9. Peduli pada diri sendiri, oang lain dan lingkungannya.

10. Berdiri tegak karena perjuangannya, bukan hasil menginjak orang lain.

11. Menyadari bahwa keberhasilan adalah kemenangan mengatasi kelemahan dan mau membantu orang lain menggali potensi diri.

12. Hanya punya satu cara untuk menjalani hidup: dengan semangat, percaya diri, keyakinan dan integritas.


4 Langkah Membangun Can-Do Attitude

I Believe I Can Fly
Percayalah selalu bahwa Anda sanggup melakukan apa saja bila mau atau terpaksa :) Jadi ketika hati Anda mulai tergoda untuk mengatakan tidak bisa atau ajakan untuk menyerah, kunyah sampai lumat pikiran itu atau telan bulat-bulat. Bila dituruti itu hanya akan membuat rasa percaya diri berkurang dan menjatuhkan motivasi.

Maju Tak Gentar
Jangan buru-buru kabur bila menghadapi sebuah permasalahan. Rangsang pikiran untuk selalu mencari solusi. Anda mesti percaya bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. Percayalah bahwa Anda bukanlah satu-satunya orang di dunia yang pernah mengalami satu masalah sulit. Coba saja ketik kata kunci persoalan Anda di search engine. Bohong banget kalau itu tidak membawa Anda pada sesuatu.

Open Arms
Tak ada salahnya bersikap terbuka. Sikap defensive hanya merugikan dan akan menghambat kemajuan dan peluang untuk sukses. Semakin Anda terbuka terhadap segala masukan dan kemungkinan, peluang menyelesaikan permasalahan akan lebih besar.

I Did It My Way
Mendengarkan masukan bukan berarti menelannya mentah-mentah. Sebagai pribadi yang kritis, Anda perlu menyaringnya dengan baik dan menyesuaikan dengan kebutuhan pribadi. Prinsipnya apa yang baik untuk orang lain, belum tentu baik buat kita. Demikian pula sebaliknya.

Percaya Deh, Gagal = Sukses Yang tertunda  

Posted by Pebisnis Sejati in

Siapa sih yang tidak pernah gagal? Superhero macam Spiderman pun pernah menjuntai di ketinggian gedung karena kehilangan jaring. Superman langsung tak berdaya kalau sudah kena batu dari planet Krypton. See? Yeah, itu memang dongeng. Poinnya, sejagoan apa pun, manusia normal pasti pernah gagal. Jadi, jangan menyerah dong ah.

Setiap orang pasti pernah mengenal kegagalan. Entah kegagalan dalam hubungan percintaan, pekerjaan, bisnis, atau hal-hal sepele yang kita temui setiap hari. Bila kadarnya masih kelas ringan, mungkin banyak yang berhasil dengan mulus melewati kegagalan tersebut. Namun bila sebaliknya, tak banyak yang sanggup menerimanya secara legowo dan menjadikannya cambuk untuk mencapai sukses.

Inilah ironisya, banyak orang sukses yang mengalami kegagalan hanya karena selalu dihinggapi perasaan takut gagal. Sebaliknya, banyak orang yang secara kemampuan biasa saja, namun bisa sukses berkat kepercayaan diri, dan yang paling penting, tidak takut gagal.

INTROSPEKSI DIRI
Saat kegagalan menimpa kita, yang pertama kali dirasakan adalah shock, kecewa dan tidak terima. Jangan dilawan, Bu. Biarkan perasaan-perasaan itu menyelimuti Anda. Setelah itu, beri waktu untuk memikirkan atau merunutkan apa sih yang sesungguhnya terjadi. Carilah poin-poin penting yang menyebabkan kegagalan. Dari sini Anda bisa mengambil pelajaran untuk mengambil langkah selanjutnya.

MENCARI PUNDAK
Saat merasa gagal, kita cenderung memendam semuanya seorang diri, sampai paru-paru basah (karena terlalu banyak menangis dalam hati...alaaah...). Sekarang saatnya Anda mencari a shoulder to cry on. Bagilah cerita pada kawan dekat, sahabat, keluarga atau mungkin pakarnya. Bercerita pada orang lain bisa membuat setengah beban di pundak Anda berkurang. Mintalah pendapat mereka tentang masalah yang tengah dihadapi dan bagaimana Anda keluar dari problem tersebut.

HAP HAP HAP!
Seberapa besarpun kegagalan yang dialami, tetaplah bersemangat menghadapi hidup. Anda bukanlah orang pertama yang pernah merasakan kegagalan. Sudahlah, kegagalan itu bisa menimpa siapa saja, kok. Pacu semangat dengan melakukan kegiatan berkualitas. Anda tidak bisa menghasilkan apa-apa, jika hanya merenung-duduk melamun-bersedih-sedih. Anda hanya perlu tekad lebih bulat untuk terus berusaha lebih keras lagi. Ayo hap hap hap!

HADAPI CELAAN
Banyak orang yang masih tidak tahan mendapat kritik. Setiap kritikan yang datang dianggap sebagai serangan pribadi. Padahal, dari kritik merekalah Anda bisa mengoreksi kekuranan Anda. Kalau tidak ada feedback, bagaimana mungkin Anda bisa berkembang, berkreasi dan melakukan inovasi.

BERGAUL SELUASNYA
Biarkan orang tahu kemampuan Anda. Jangan takut pada anggapan bahwa kesempatan hanya datang sekali. Ubahlah paradigma Anda. Bukan kesempatan yang menghampiri Anda, tapi Andalah yang seharusnya menghampiri kesempatan. Bergaul seluas-luasnya adalah satu cara untuk mendapat kesempatan kedua, ketiga dan seterusnya.

PASTI BISA!
Jangan buru-buru patah semangat dan kapok begitu kegagalan menghampiri Anda. "Ah..., kalau akhirnya seperti ini, saya enggak bakalan mau melakukannya lagi." Ayo dong, think positive. Anda tidak segagal itu, kok. Orang-orang hebat di luar sana tidak pernah mengkeret ketika gagal. Yakin deh, peluang untuk meraih sukses masih tetap terbuka. Bukankah ada ungkapan, bila satu pintu tertutup, maka ada dua-tiga jendela lagi yang terbuka?

Beranilah untuk gagal. Mungkin Anda memang akan jatuh berkali-kali, tapi itu satu-satunya cara untuk tumbuh. Kalaupun gagal, setidaknya, itu masih lebih baik karena Anda pernah mencobanya.

10 Jawaban Tak Juga Dapat Pekerjaan  

Posted by Pebisnis Sejati in

Mungkin Anda memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman yang diidamkan setiap perusahaan. Tetapi mengapa sudah sekian lama mengirimkan lamaran ke berbagai perusahaan, tidak ada satu pun juga yang memberikan respons? Mau tahu jawabannya?

1. Tidak sungguh-sungguh
Banyak orang tidak menyadari, mencari pekerjaan merupakan sejumlah permainan. Semakin banyak wawancara yang dilakukan, semakin besar pula kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan.

2. Tak ada sistem pemburuan pekerjaan
Anda perlu mengembangkan cara memburu pekerjaan mulai dari tujuan, sampai ke teknik saat diwawancara.

3. Tak realistis
Orang yang terlalu percaya diri, ada kecenderungan sering menyepelekan hal-hal lain di luar keterampilan yang mereka miliki. Mereka tak menyadari bahwa hal tersebut merupakan salah satu penilaian.

4. Stres psikologis
Anda tidak mengindahkan kenyataan bahwa Anda takut ditolak. Anda menganggap memburu pekerjaan merupakah hal kecil dan bukan merupakan kegiatan yang penting.

5. Melupakan perusahaan kecil
Anda menyepelekan perusahaan-perusahaan kecil yang tidak kalah pentingnya dalam menyediakan pelayanan dan penjualan berbagai produk.

6. Pentingnya tatap muka
Berbagai macam cara yang dapat dilakukan agar dapat diwawancara tatap muka, harus dipelajari dengan baik.

7. Kurang siap
Anda tidak mempersiapkan diri sebaik mungkin pada saat akan diwawancara.

8. Anda tidak menjual diri
Pada saat diwawancara, banyak orang yang tidak menjual diri mereka dengan baik. Mulai dari berpakaian yang benar, tepat waktu, bahkan bersikap sopan.

9. Wawancara dua arah
Bila Anda memberikan cukup alasan mengapa perusahaan harus mempekerjakan Anda, pihaknya akan memberikan jawaban apa yang dapat mereka lakukan untuk Anda.

10. Jawaban kurang tepat
Anda memberi jawaban yang kurang tepat mengapa berhenti dari pekerjaan sebelumnya atau mengapa menginginkan pekerjaan yang baru.


KUNCI SUKSES WAWANCARA KERJA

  1. Tepat waktu.
  2. Persiapkan diri dengan informasi tentang perusahaan tersebut.
  3. Tulis pertanyaan yang akan diajukan dan latihlah untuk mengingatnya saat wawancara.
  4. Hindari pernyataan seolah-olah pekerjaan itu sudah Anda dapat.
  5. SENYUM!
  6. Bersikap Jujur.
  7. Beri jawaban atau contoh yang spesifik dari pertanyaan si pewawancara.
  8. Bicara secukupnya.Bersikap antusias dan positif!
  9. Jika tidak diterima, minta masukan dari si pewawancara sebelum melakukan wawancara berikutnya di tempat lain.
  10. Yakinlah, ada pekerjaan lain buat Anda di luar sana!

Membangun Rasa percaya Diri  

Posted by Pebisnis Sejati in

Ketika rasa percaya diri ada dalam genggaman, pikiran tetap positif saat menghadapi masalah yang berat sekalipun. Berikut ini langkah yang bisa ditempuh untuk mendapatkan kembali rasa percaya diri Anda.

1. Kenali diri Anda sendiri. Siapa Anda sebenarnya? Apa yang membuat Anda unik dan berbeda dari orang lain?

2. Jangan terjebak dengan perbandingan. Hentikan membanding-bandingkan diri Anda dengan orang lain. Sebaliknya, ubah fokus dan perhatian. Belajar menjadi lebih, dengan mencocokkan dalam diri dan luar diri Anda.

3. Afirmasi rasa penghargaan diri Anda sendiri. Ganti ucapan negatif diri dengan afirmasi positif. Afirmasi merupakan pernyataan yang dibuat pada saat ini seperti bila Anda telah meraihnya. Contohnya, "Saya berharga", "Saya membuat perubahan".

4. Hilangkan rasa iri. Stop berfokus pada apa yang tidak dimiliki dan mulai mengapresiasi hadiah dalam hidup Anda. Iri merupakan salah satu energi paling negatif dan menarik lebih banyak energi keluar dari tubuh.
Bersyukur, sejalan dengan bahagia dan cinta, menjadi energi paling kuat bagi diri Anda. Perbanyaklah rasa syukur dan terima kasih atas apa yang Anda peroleh setiap harinya.

5. Belajar untuk mencintai dan menerima diri Anda seperti apa adanya. Ketahui bahwa Anda berharga dan menerima hanya yang terbaik.
Kita mengajari sesama bagaimana memperlakukan kita dengan cara memperlakukan diri sendiri dan cinta tanpa syarat.

8 Pertanyaan Jebakan Saat Wawancara  

Posted by Pebisnis Sejati in

Sebagian besar pemburu pekerjaan mengakui mengalami perasaan yang beraneka ragam, mulai dari perasaan tidak tenang sampai rasa panik berlebihan. Supaya tidak panik, ikuti beberapa tip sederhana berikut ini.

Hal pertama yang perlu Anda lakukan adalah mempersiapkan diri sebaik mungkin. Persiapan yang baik akan memberikan rasa percaya diri dan mengurangi kegelisahan Anda. Tuliskan draft jawaban untuk pertanyaan yang paling sering diajukan wawancara dan praktikkan cara Anda menjawab dengan suara keras. Anda pun harus mengetahui mengenai latar belakang perusahaan tersebut.

Selain itu, siapkan juga beberapa pertanyaan untuk diajukan kepada pewawancara. Hal ini memperlihatkan kepada pewawancara bahwa Anda memang tertarik pada posisi yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut.
Ini mungkin remeh, tapi tak kalah penting; pastikan Anda mengetahui alamat dan lokasi perusahaan tersebut dengan baik, jangan sampai Anda terlambat karena tersesat.
Walau pertanyaan yang diajukan bervariasi, biasanya ada beberapa pertanyaan yang umum ditanyakan pada saat wawancara. Dengan membaca pertanyaan-pertanyaan berikut ini dan Anda mengembangkan jawabannya yang pas, maka Anda sudah memiliki permulaan yang baik.

1. Mengapa kami harus mempekerjakan Anda?
Ini peluang Anda untuk "menjual" diri Anda. Uraikan dengan singkat dan jelas kelebihan yang Anda miliki, kualifikasi Anda dan apa yang dapat Anda sumbangkan bagi perusahaan tersebut. Hati-hati, jangan memberikan jawaban yang terlalu umum. Hampir setiap orang mengatakan mereka merupakan seorang pekerja keras dan memiliki motivasi. Berikanlah jawaban yang memperlihatkan keunikan yang Anda miliki.

2. Mengapa tertarik bekerja di perusahaan ini?
Pertanyaan ini merupakan salah satu alat bagi si pewawancara untuk mengetahui apakah Anda mempersiapkan diri dengan baik. Jangan pernah datang untuk sebuah wawancara pekerjaan tanpa mengetahui latar belakang perusahaan. Dengan memiliki informasi yang cukup mengenai latar belakang perusahaan tersebut maka pertanyaan di atas memberikan kesempatan kepada Anda untuk memperlihatkan inisiatif, dan menunjukkan apakah pengalaman serta kualifikasi yang Anda miliki sepadan dengan posisi yang diperlukan.

3. Apa kelemahan utama Anda?
Rahasia dalam menjawab pertanyaan di atas adalah dengan berkata jujur mengenai kelemahan Anda, tapi jangan lupa menjelaskan bagaimana Anda mengubah kelemahan tersebut menjadi kelebihan. Misalnya, bila Anda memiliki masalah dengan perusahaan terdahulu, perlihatkan langkah yang Anda ambil. Hal ini memperlihatkan bahwa Anda memiliki kemampuan dalam mengenali aspek yang perlu diperbaiki dan inisiatif dalam memperbaiki diri Anda.

4. Mengapa berhenti dari perusahaan terdahulu?
Walaupun Anda berhenti dari pekerjaan terdahulu dengan cara yang tidak baik, Anda harus berhati-hati dalam memberikan jawaban. Usahakan untuk memberikan jawaban yang diplomatis. Bila Anda memberikan jawaban yang mengandung aspek negatif, kompensasikan jawaban tadi dengan jawaban yang positif. Bila Anda mengeluhkan tentang pekerjaan terdahulu, maka hal ini tidak memberi poin apa-apa buat Anda.

5. Bagaimana Anda mengatasi masalah?
Tidak mudah memberikan jawaban bila Anda mendapatkan pertanyaan seperti di atas, terutama bila Anda baru lulus dan tidak memiliki pengalaman kerja. Pewawancara ingin melihat apakah Anda dapat berpikir kritis dan mengembangkan solusi tanpa melihat jenis permasalahan yang Anda hadapi, bahkan walaupun Anda tidak memiliki waktu yang cukup dalam mengatasi masalah yang dihadapi. Gambarkan langkah-langkah yang Anda lakukan dalam memprioritaskan pekerjaan. Hal ini memperlihatkan bahwa Anda bertanggungjawab dan tetap dapat berpikir jernih walaupun sedang menghadapi masalah.

6. Prestasi apa yang dibanggakan?
Rahasia dari pertanyaan di atas adalah dengan menyeleksi dan memilih secara spesifik prestasi yang berhubungan dengan posisi yang sedang ditawarkan. Walaupun Anda pernah menjuarai bola basket pada waktu kuliah, tetapi ini bukan merupakan sebuah jawaban yang diharapkan. Berikan jawaban yang lebih profesional dan lebih relevan. Pikirkan kualifikasi yang dibutuhkan oleh perusahaan tersebut dan kembangkan contoh yang memperlihatkan bagaimana Anda dapat memenuhi kebutuhan perusahaan.

7. Berapa gaji yang Anda harapkan?
Pertanyaan ini merupakan pertanyaan yang tersulit terutama bagi mereka yang tidak memiliki pengalaman kerja yang cukup.Yang perlu Anda lakukan sebelum wawancara adalah mencari tahu pasaran gaji untuk posisi yang ditawarkan agar Anda dapat memberikan jawaban atas pertanyaan ini. Beritahu pewawancara bahwa Anda terbuka untuk membicarakan mengenai kompensasi bila saatnya tiba. Bila terpaksa, berikan jawaban yang berupa kisaran angka, bukan angka tertentu.

8. Bisa ceritakan mengenai diri Anda?
Mungkin pertanyaan di atas tampaknya mudah tetapi pada kenyataannya tidaklah semudah yang Anda bayangkan. Yang pasti Anda harus menyadari bahwa pewawancara tidak tertarik untuk mengetahui apa yang Anda lakukan di akhir pekan ataupun dari daerah mana Anda berasal. Pewawancara berusaha mengetahui Anda secara profesional. Siapkan dua atau tiga poin mengenai diri Anda, baik pengalaman kerja maupun sasaran karir Anda dan tetap konsisten. Rangkum jawaban Anda dengan mengungkapkan keinginan Anda sebagai bagian dari perusahaan tersebut. Bila memiliki jawaban yang mantap maka hal ini dapat membawa Anda pada pembicaraan yang memperlihatkan kualifikasi Anda.