Fear Factors  

Posted by Pebisnis Sejati in

Takut itu biasa. Itu pertanda bahwa Anda still alive. Tapi jangan biarkan rasa takut membelenggu, bahkan merusak kenikmatan bekerja. Cermati gejalanya dan usir mereka jauh-jauh dari kehidupan Anda!

1. Takut Memimpin Proyek
Anda diserahi suatu proyek, tapi menolak karena tidak berani ambil risiko. Akibatnya, Anda tidak berani mencoba, tidak berani menggunakan kreativitas dan memunculkan ide-ide inovatif yang selama ini jadi kekuatan Anda.
How to Deal:
Coba identifikasi, apakah ketakukan Anda masuk akal? Anda bisa mulai dengan membuat team work hebat, perencanaan matang untuk mengantisipasi kegagalan.

2. Takut Dapat Promosi
Ketika mendapat promosi, bukannya senang, Anda malah gentar, merasa belum punya pengalaman dan tidak siap. Apalagi, Anda harus membawahi rekan-rekan lebih senior.
How to Deal:
Rasa takut bisa muncul karena kurang pengetahuan dan ketrampilan. Anda perlu mencari tahu kualifikasi yang dibutuhkan jabatan baru itu. Berkonsultasilah pada atasan dan lakukan pedekatan pada senior. Tanyakan apa harapannya pada Anda, sehingga Anda bisa menyusun strategi dan kekuatan untuk mulai.

3. Takut Perubahan
Karena satu dan lain hal, terjadi perubahan manajemen secara besar-besaran di perusahaan, misal merger, atau penggantian manajemen. Anda ketar-ketir, jangan-jangan perubahan yang terjadi berdampak buruk.
How to Deal:
Jangan buru-buru takut menghadapi perubahan. Apalagi sampai menyebar rumor-rumor yang bikin chaos. Pada bulan-bulan awal, mungkin Anda masih "jet lag", terkaget-kaget dengan perubahan. Tapi dalam tiga bulan, biasanya Anda akan mulai terbiasa.

4. Takut Bicara
Atasan cepat naik darah atau sering tidak menghargai pendapat anak buah, Anda jadi takut bicara, memilih diam dan main aman.
How to Deal:
Jangan menyalahkan atasan bila ide Anda seringkali tidak digubris. Mungkin cara penyampaiannya yang kurang menjual. Ungkapkan ide secara tenang, jelas, didukung fakta-fakta. Atau, manfaatkan pihak ketiga atau orang yang "dianggap" aman.

5. Takut Dimarahi Atasan
Anda melakukan kesalahan atau menghadapi masalah, tapi Anda tak berani "mengaku dosa". Dengan berbagai cara mencoba menghilangkan jejak, misalnya menghapus data, berbohong, ata mengarang laporan hanya untuk menyenangkan atasan.
How to Deal:
Bila bos tahu Anda curang, dia akan lebih marah ketimbang tahu bahwa Anda hanya melakukan kesalahan. Anda hanya perlu mencari kesempatan yang pas untuk mengaku. Risiko terburuk, paling Anda kena semprot. Siapkan earplug saja.

6. Takut Salah
Saat ingin menyerahkan hasil kerja, Anda kerap deg-degan takut salah. Pasalnya, kalau sering bolak-balik direvisi, kinerja Anda bakal dianggap buruk oleh atasan.
How to Deal:
Rasa takut ini bisa jadi pemicu untuk bekerja lebih baik dan teliti. Sebelum menyerahkan tugas, pastikan tidak ada kesalahan yang Anda buat. Periksa kembali, dua sampai tiga kali. Tanyakan kembali pada si pemberi tugas, apakah yang Anda kerjakan sudah sesuai atau belum. Bisa meminta bantuan rekan untuk mengoreksi.

7. Takut Ditaksir Atasan
Sebagai orang yang sering berhubungan dengan atasan, wajar kalau Anda was-was beliau melirik Anda. Apalagi, wajah dan penampilan Anda patut dapat poin 8. Kalau Anda sreg sih, tak jadi soal. Nah, kalau enggak?
How to Deal:
Berpenampilan dan bersikaplah jauh dari seleranya, sehingga ia tidak menoleh pada Anda. Jangan terpancing pembicaraan menyerempet bahaya. Alihkan pembicaraan bila dia mulai mengusik urusan pribadi, misal bertanya soal pacar. Bila si atasan sudah mulai berkeluh kesah tentang hubungannya dengan pasangan, langsung cut saja. Perlihatkan dengan sikap jelas bahwa Anda tidak tertarik dengan urusan pribadinya.

8. Takut Jadi Anak Emas
Belakangan ini, atasan sering menyuruh Anda menangani uruan-urusan penting. Di depan rekan-rekan lain, atasan rajin memuji Anda. Keadaan ini membuat Anda tidak nyaman. Belum apa-apa banyak rekan iri.
How to Deal:
Tunjukkan bahwa Anda memang bisa diandalkan. Kerja Anda tidak sekadar asal kelar. Jangan menjaga jarak dengan rekan-rekan yang lain. Kalau bisa, jadilah penengah antara rekan kantor dengan atasan, sehingga Anda menjadi anak emas yang disukai atasan dan teman-teman.

9. Takut Terbelenggu Kenyamanan
Anda sudah menguasai pekerjaan, punya penghasilan lumayan, rekan kerja yang asyik, dan Anda mulai betah dengan keadaan seperti ini. Tapi, begitu melihat rekan-rekan lain end up di sana padahal mereka bisa melakukan lebih, Anda tersadar, "Oh no, saya tidak mau seperti mereka."
How to Deal:
Jangan terlena keadaan yang membiuskan. Carilah sesuatu yang membuat Anda merasa tertantang. Minta dipindahkan ke divisi lain, diikutkan dalam proyek-proyek baru bisa membuat Anda terus terjaga dan merasa bersemangat.

10. Takut Pekerjaan Tidak Selesai
Atasan Anda termasuk saklek soal deadline. Makanya, setiap dia memberi batas deadline, hati Anda kebat-kebit, takut tidak bisa tepat waktu.
How to Deal:
Atur manajemen waktu Anda dengan baik, mulai dari tahap perencanaan, pengerjaan hingga penyelesaian. Beri deadline untuk diri sendiri, dua hari sebelum batas yang ditentukan. Ini untuk antisipasi jika terjadi seuatu di tengah jalan, Anda masih bisa selesai sesuai target. Kerahkan segenap networking guna memuluskan tugas Anda.

11. Takut Gaji Diketahui Teman
Berdasarkan kasak-kusuk, Anda tahu gaji Anda lebih besar dari mereka. Setiap teman-teman berbicara soal gaji, Anda takut mereka mengetahui secara persis gaji Anda. Bila ini terjadi, suasana kerja bisa kacau.
How to Deal:
Menghindarlah bila pembicaraan sudah mulai mengarah pada gaji. Kalaupun ditanya, jawab saja, "Enggak beda jauh dari kamu." Hindari pergi ke ATM bersama teman kantor yang selalu curious. Bila menerima struk gaji, segera simpan rapi di laci yang terkunci.

12. Takut Ketahuan Side Job
Selama ini, tanpa sepengetahuan orang kantor, Anda side job. Akibatnya, Anda seringkali main kucing-kucingan dengan mereka. Bila sampai ketahuan atasan, habislah karier Anda.
How to Deal:
Sebaiknya berterus terang pada atasan. Kalaupun tidak, buat batasan jelas antara pekerjaan kantor dan side job. Hindari mengerjakan side job di kantor, pada jam kantor, dan memanfaatkan fasilitas kantor. Sering-sering traktir teman, biar mereka tidak usil pada Anda.

13. Takut Dipecat
Perampingan mulai terjadi di mana-mana, termasuk di perusahaan Anda. Keadaan ini membuat Anda tidak nyaman, jangan-jangan Anda korban berikutnya.
How to Deal:
Tunjukkan performa di atas rata-rata sehingga Anda punya bargaining tinggi di mata manajemen. Sedia payung sebelum hujan. Buatlah rencana A, B, dan C sebagai antisipasi.

This entry was posted on Thursday, May 15, 2008 at Thursday, May 15, 2008 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the comments feed .

0 comments

Post a Comment